Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2012

Menyimak Celoteh Mbak Atha

Weekend ini sangat...sangat kangen dengan Nayla Atha Fadhilah. Keponakan cewe satu-satunya saat ini yang centilnya ga nahan. Dia yang biasanya menemani aku tidur. Kadang aku tergelak sendiri ketika dia mulai usil, memegang pipi dan menghitung jerawat di pipi yang lagi gendut- gendutnya dan merah. Atau kalau kolokannya lagi keluar terus minta dielus-elus punggungnya yang ditaburin bedak sebelumnya. Minta digelitikin juga sih, sampai kita ketawa guling-guling di atas tempat tidur.  Memang karakternya sangat kontras dengan aku dan mbakku waktu kecil. Kalau orang Jawa bilang, mbak Atha kemayu..hehe. Sementara aku dulu super diam, begitu sih cerita orang-orang. Bahkan ketika duduk di depan pintu sambil makan pisang goreng, trus di lalerin pun aku tetap diam...hahaha hadeuhh ga kebayang ya. Minggu-minggu terakhir kemarin dia lagi antusias dan senang corat-coret. Bawel dan bercerita apapun tentang segala sesuatu yang dia lihat, entah di sekolah atau cerita seh

Belajar Terbang pada Ksatria

Kesatria jatuh cinta pada Putri bungsu dari Kerajaan Bidadari.  Sang Putri naik ke langit.  Kesatria kebingungan.  Kesatria pintar naik kuda dan bermain pedang, tapi tidak tahu caranya terbang.  Kesatria keluar dari kastil untuk belajar terbang pada kupu-kupu.  Tetapi kupu-kupu hanya bisa menempatkannya di pucuk pohon.  Kesatria lalu belajar pada burung gereja.  Burung gereja hanya mampu mengajarkannya sampai ke atas menara.  Kesatria kemudian berguru pada burung elang.  Burung elang hanya mampu membawanya ke puncak gunung.  Tak ada unggas bersayap yang mampu terbang lebih tinggi lagi.  Kesatria sedih, tapi tak putus asa.  Kesatria memohon pada angin.  Angin mengajarkannya berkeliling mengitari bumi,  lebih tinggi dari gunung dan awan  Namun sang Puteri masih jauh di awang-awang, dan tak ada angin yang mampu menusuk langit.  Kesatria sedih dan kali ini ia putus asa.  Sampai satu malam ada Bintang Jatuh yang berhenti mendengar tangis dukanya.  I

Postingan dari Bandara

"Mbak...ada yang bisa dikurangi ngga?.."  Hmm...strong feeling ternyata bagasiku over load. Aku yang terlalu jago packing hingga nyaris tidak ada tempat yang tersisa dalam koper, atau memang sudah tidak bisa memfilter dan memprioritaskan barang mana saja yang mesti dibawa. Dua-duanya sih kurasa. Maklum ini memang bukan packing pergi untuk sementara waktu tapi aku bakalan bisa menetap berbulan-bulan di Jakarta. Jadi kupikir ya hajar saja semua, toh masih muat dalam satu koper. Aku masih berusaha untuk mmenanyakan berapa berat lebihnya dan mau jalan untuk bayar saja. Males saja kalau harus bongkar-bongkar lagi, sementara di pundakku masih menggantung ransel yang penuh juga dengan barang bawaan. Masnya belum menjawab pertanyaanku tadi. Akhirnya ku ulang pertanyaan yang sama juga. Mas nya tetap tidak menjawab dan akhirnya dia bilang, "Oke mbak, kali ini saya bantu. Semoga ke depannya tidak terulang lagi".  Yes, aku cukup beruntung pagi ini,

Perjalanan Menuju “Dieng Plateu” Negeri Cantik di Bawah Langit

Pagi jam 07.00 kita mulai perjalanan dari Jogja menuju Dieng lewat arah Temanggung. Masih dengan tim yang sama, aku, Wenny dan Ucup. Setelah sehari sebelumnya berkutat muter-muter dalam kota saja di Jogja, sekarang saatnya perjalanan luar kota. Modal nekat aja sih karena aku sendiri belum pernah kesana dan rute itupun ku dapat cuma melalui telp dari Bapak. Perjalanan dari Jogja menuju Secang Magelang sekitar satu jam. Selanjutnya menuju arah Temanggung dan Wonosobo. Perjalanan yang cukup lancar mengingat jalur luar kota tidak serumit jalur dalam kota. Cukup memperhatikan tanda dan arah jalur yang dipasang di jalan.  Saat sampai di Temanggung menuju Wonosobo, awan mendung mulai mengikuti. Perjalanan masih naik terus, dan terus berkelak-kelok. Bau kampas dari truck dan bis mini bercampur jadi satu dengan bau tanah basah saat gerimis mulai turun. Sejam kemudian hujan deras benar-benar turun. Kita memutuskan berhenti dulu di pom bensin untuk sholat dan cari makanan hangat sebelu

Bertandang ke Kota Sri Sultan

05 April 2012, 18:00 WIB   Saatnya eksekusi planning liburan yang aku buat secara spontan seminggu yang lalu dengan Wenny dan Ucup. Setelah urusan Report Exclusion kelar, keluar dari Gedung Panin di Pandanaran menuju ke kosan buat packing dan ngurus masalah transportasi. Kita bertiga memutuskan untuk langsung perjalanan malam menuju Jogja selepas ngantor. Ceritanya biar bisa istirahat dulu dan perjalanan gak tergesa-gesa. Semua barang sudah dimasukkan, perut juga sudah kenyang, tak ketinggalan bantal kesayangan, mari kita tinggalkan Semarang menuju ke kota Sri Sultan. Sekilas kulihat jam di tangan menunjukkan pukul 21:00.  Perjalanan cukup lancar. Sesekali melewati truk-truk besar dengan kepulan asap hitamnya laksana cumi-cumi jalanan menghiasi seputaran kota Ungaran menuju Bawen. Wenny sudah mulai pelor nampaknya di belakang. Aku sendiri menemani Ucup menikmati perjalanan berkelok menembus gelap jalur sepanjang Magelang. Ini adalah kali pertamanya dia menuju ke Jogja mel