Skip to main content

Combro Level 10





Selamat pagi Jakarta. 

Aku tak melihat matahari pagi ini. Mendung menemani selama perjalanan ke kantor. Selaras dengan kondisi badanku yang tidak begitu sehat. Nampaknya hujan sedang klimaks di awal bulan Desember. Bahkan setiap jam pulang kantor pun bisa dipastikan meluangkan waktu, sekedar berteduh menunggu hujan reda. Macet sepanjang perjalanan, bisa dipastikan terjadi. Otomatis perjalanan pulang juga jadi lebih lama. Cukup melelahkan. Jadi jangan membayangkan bagaimana seandainya hujan salju turun di Jakarta. Hujan air saja sudah cukup. Cukup merepotkan maksudnya :)

Tenang saja, hanya protes sesaat kok. Aku tahu begitu banyak orang yang bersyukur dan menunggu hujan ini. Hujan yang akan menghijaukan kembali sawah-sawah yang sempat kering di musim kemarau kemarin.

 *** 

Teh hangat manis belum mampu membuatku bersemangat. Bahkan mata masih terasa berat untuk menatap layar komputer. Sementara query raw data dari server seperti tak bergerak. Terasa lambat. Sepertinya hari ini akan berlangsung dengan lama. 

Wenny baru saja datang. Tetangga meja sebelahku. Nafasnya masih terengah-engah. Lagi-lagi kereta yang dinaikinya dari Depok terlambat. Efek hujan dan cuaca buruk rupanya berpengaruh terhadap transportasi per-kereta apian. Gangguan sinyal, begitulah istilah yang sering dipakainya. Dikeluarkannya dua kotak putih. Dari baunya aku bisa menebak, yang di dalamnya adalah combro. Yuhuu.. 

Semangaat Pagiiii…! 

Hei...mendadak aku seperti dibangunkan dari rasa malas badanku. Tentu saja, ini karena ada ranjau di dalam combronya. Aku baru saja memakannya tanpa sengaja. Cabe rawit besar dan utuh di sela-sela oncom. Sumpah pedes banget!! Huaa...hah...hah. Mukaku memerah. Baiklah, dengan ini kunyatakan bahwa ini adalah combro level 10. Mengalahkan tingkat kepedasan kripik Mak Icih yang lagi marak dijajakan   di pinggir jalan. 

Efek pedesnya ternyata lama hilangnya. Bahkan parahnya, saking mata bisa melek akhirnya pikiranku yang menari-nari. Okeh, karena report sudah selesai dikerjakan, mari acara berimajinasi dengan oncom dimulai. Semenjak memakannya tadi, aku memang memikirkan bagaimana caranya menaklukkan oncom ini biar lebih dasyat lagi. Selama ini yang kutahu, oncom cuma ditumis, dicampur dengan leunca sebagai teman makan nasi hangat, selain combro tentu saja. Jujur saja, sampai saat ini lidahku masih belum bersahabat dengan yang namanya leunca. Ditambah dengan bau oncom (orang Jawa bilang, langu), aku makin terobsesi untuk memasak oncom dengan cara yang berbeda. 

Yang terbersit sekarang adalah… 

Untuk menghilangkan bau langunya aku akan menggunakan si bawang putih, cabe rawit, dan tentu saja kencur. Oh iya, aku ingin menyapa si kencur, “Apa kabarmu hari ini?  Masih bertengger di kisaran 40 ribu kah per kilo?”  Hiks..mahalnya, sampai tukang sayur saja tidak rela menjualnya. Dia hanya memberiku tiga biji untuk uang Rp.2000 yang kuberikan. Padahal wangimu adalah senjataku untuk membuat masakan menjadi harum. 

Bagaimana dengan leunca, si bulat kecil berwarna hijau. Maafkan, aku akan menggantinya dengan ikan teri medan yang digoreng kering. Asyik kan? Pasangan duet yang mak nyuss untuk nasi hangat. Oncomnya sendiri tidak dipotong kotak-kotak, melainkan diuleg sampai halus. Irisan cabe dan daun bawang, akan membuat tampilan warnanya lebih menyala. 

Bagaimana kalau tampilannya dibuat sedikit berbeda? Tema ‘Sundanese Cuisine’ terdengar cocok. Indonesian Heritage Food..hehe. Mari bayangkan bentuknya. Nasi putih dicetak bulat mirip roti burger. Agak tinggi mungkin, mengikuti selera perut orang Indonesia. Sama halnya dengan oncom, hanya tidak setebal nasi. Terus ditengahnya kusisipkan selada, sebagai lambang makanan Sunda yang tidak bisa jauh dari lalap. Bagian atas oncom digarnish dengan potongan cabe merah dan peterseli. Mirip burger tapi ini versi nasi dan oncom. Oke kan?  Hahaha…sesekali oncom juga boleh nyombong dan naik level kan?? 

Haduh, jadi kemana-mana kan imajinasinya. Mari sudahi saja acara memasaknya di dapur imaji. Email  berisi request sudah mulai berdatangan.

Kok..tiba-tiba perut bereaksi yaa..apakah karena combro level 10 nya??..oh tidaakkk. Toilet.. !!!!






Comments

Popular posts from this blog

Bertandang ke Kota Sri Sultan

05 April 2012, 18:00 WIB   Saatnya eksekusi planning liburan yang aku buat secara spontan seminggu yang lalu dengan Wenny dan Ucup. Setelah urusan Report Exclusion kelar, keluar dari Gedung Panin di Pandanaran menuju ke kosan buat packing dan ngurus masalah transportasi. Kita bertiga memutuskan untuk langsung perjalanan malam menuju Jogja selepas ngantor. Ceritanya biar bisa istirahat dulu dan perjalanan gak tergesa-gesa. Semua barang sudah dimasukkan, perut juga sudah kenyang, tak ketinggalan bantal kesayangan, mari kita tinggalkan Semarang menuju ke kota Sri Sultan. Sekilas kulihat jam di tangan menunjukkan pukul 21:00.  Perjalanan cukup lancar. Sesekali melewati truk-truk besar dengan kepulan asap hitamnya laksana cumi-cumi jalanan menghiasi seputaran kota Ungaran menuju Bawen. Wenny sudah mulai pelor nampaknya di belakang. Aku sendiri menemani Ucup menikmati perjalanan berkelok menembus gelap jalur sepanjang Magelang. Ini adalah kali pertamanya dia menuju ke Jogja mel

Ada Apa Hari Ini...

Hmm..sumpek banget hari ini. Diawali dengan gue yang ngga bisa narik data dari server karena tempat gue biasa kerja telah penuh dengan orang yang dari semalem ngumpul karena ada activity change BCCH di area Perwokerto. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke kosan daripada cuma bengong ga jelas nungguin tempatnya kosong. Di kosan akhirnya gue ngumpulin CR setelah selama hampir 3 bulan hanya berkutat dengan baseline, raw data, tool dan report. Kangen juga hujan CR. Jam 14.30 akhirnya Dika sms, tempat telah kosong dan ternyata banyak request CR yang harus di run. Hari ini cuma bisa bikin daily report dan bawaannya pengen cepat2 pulang setelah selesai sholat Maghrib. Bosen, penat akhirnya gue memutuskan naik angkot menuju Simpang 5. Duduk di pojok salah satu “snack and tea bar”. Letaknya di jembatan antara Citraland Mall dan Matahari, so gue bisa melihat seputaran simpang 5. Hari ini gue pesen teamilk, mendoan dan teh serai. Critanya lagi males makan. Tea milk mengingathkan gue den

When I See You Smile

Sometimes I wonder  How I'd ever make it through,  Through this world without having you  I just wouldn't have a clue  ** Petikan gitar dan bait-bait awal lagu, mencuri perhatianku dari pemandangan jalan yang kulihat di jendela, ke arah suara berasal. Aku ada dibangku dekat dengan pintu belakang, di dalam metromini 640.  Terlihat jelas bagaimana ekspresi mukanya. Jauh beda dengan pengamen jalanan biasanya. Tampilannya bersih dan rapi. Mengenakan kemeja kotak-kotak hitam dan hijau, menutupi kaos oblong putih di dalamnya. Kulitnya putih bersih, dengan dandanan rambut dipotong cepak. Cakep untuk ukuran pengamen jalanan :D Sekilas mengingatkanku mirip dengan artis boyband Jordan Knight nya NKOTB jaman dahulu, yang suka kulihat di majalahnya Mbakku. Lagian ga mungkin juga kan nyasar di 640. Jamannya Smash  :P  Suaranya bagus, sedikit agak berat. Khas banget suara cowok. Pas dengan karakter lagu Bad English yang dibawain. Ngga kalah denga