Skip to main content

Catatan Minggu ke 43




Pekerjaan selama satu minggu cukup aman terkendali. Informasi yang beredar, minggu depan bakal diadakan test dari vendor, semacam standarisasi dan acuan bareng buat OSS. Siap-siap saja :P 


Sabtu 20 Oktober, 06.30 WIB 

Dikejutkan oleh whatsapp dari Ayu yang kerasukan ide liar, konon nyaris membuatnya salto dan ngga bisa tidur lagi habis subuh. Dan diputuskan akan dibahas pas ketemuan hari Minggu. Lagi asyik perang comment, bau harum kari menguar di kosan. Tak salah lagi pelakunya adalah Kak Sil. 

Okeh, sebagai bocorannya, dia adalah orang yang paling bisa dan sangat tau bagaimana menimbulkan minat masakku seketika. Jadi yang dilakukannya, hanya mengisi kulkas dengan bahan masakan, atau meng-eksekusi langsung seperti pagi ini. Masakan kali ini temanya masih ‘Thai Food’ dengan resep ‘Red Curry’. Aku baru tahu bahwa perbedaan ‘Red dan Green Curry’, terletak pada cabe yang digunakan sebagai bumbu. Bentuknya mirip sekali dengan gulai ayam khas Padang. Bedanya terletak pada penambahan sayur di karinya, yaitu terong, tomat, dan kemangi. Sebagai pelengkap teman makan, terong sambalado ikan bilis. Gileee..sarapan aja berat ya menunya. Tak apalah, romantika anak kosan seperti itulah adanya. 

Jam 10.00, lanjut ke Rumah Sakit Haji Pondok Gede, buat nengokin Bunda Fika yang lagi kena typhus. Dan hari itu sudah boleh pulang. Sayangnya tidak sempat ketemu, berhubung udah telat nyampe rumah sakit dan miss komunikasi. Yang penting Bunda udah ngga drop lagi ya, dan cepet recoverynya. 

Siangnya lanjut dengan ajakan Yani ke kampusnya, Sampoerna School Education. Ngga jauh dari kosan, bertempat di Mulia Business Park. Hari ini bakal digelar Gala Screening 2012, kompetisi untuk fotografi dan movie (film-film indie). Temanya perlombaannya ‘Indonesia in My Eyes’, dibagi dalam kategori human interest dan landscape untuk fotografinya. 

Acara dimulai dengan memberikan vote pada foto yang dilombakan di kartu yang diberikan panitia. Secara detail dan tekniknya, aku ngga terlalu paham banget. Disini aku hanya sebagai pengagum gambar bagus saja. Aku suka banget dengan desain ruang pamerannya, foto ditempel pada tali putih yang digantung dan dibiarkan menjuntai dibawahnya. Jauh dari kesan formal, dengan tidak mengurangi ide kreatif acaranya sendiri. Bahkan pengunjung bisa dengan bebas berjalan dan mengamati foto langsung. Hemat tempat, dan serunya acara diselingi dengan suffle dance di tempat yang sama. Foto-foto itu sekaligus jadi background atraksi dance-nya. Sedikit mengingatkan dengan interior kantor Remi, tempat ia menempatkan piala dan penghargaan, di film Perahu Kertas :D 



Welcome...


Foto yang dilombakan diambil langsung tanpa editan dan efek apapun. Jadi jenis kamera tentu saja mempunyai andil dalam kualitas foto yang dihasilkan. Pengambiran moment gambar, warna, pencahayaan, teknik yang digunakan, terasa bukan hal yang gampang. Jadi berasa malu, tiap edit gambar foto yang dimacem-macemin… berasa banget bedanya :P 



Di antara karya foto-foto yang diperlombakan


Lanjut ke aula sebelah ruang pameran. Disini bakal diputer semua film indie yang lolos dalam seleksi panitia. Ada 10 film, yang cukup seru buat ditonton bareng. Ternyata efek ikutan workshop nulis berguna banget. Melihat film dengan berbagai sudut pandang. Menikmati alurnya, tokoh dan cerita utamanya sendiri. Dua film yang aku vote, ternyata jadi juara favorit dan juara pertamanya. Ga jelek-jelek amat lah tastenya. Hahaha..

iii


Minggu, 21 Oktober, 12:00 WIB 

Alhamdulillah, janjian buat ketemuan dengang geng nulis siang ini di Depok berjalan sukses. Setelah rame perang comment, toko tempat Bunda akhirnya jadi tempat ketemuan. Nganterin Henny belanja sih judulnya, yang imbasnya adalah shopping berjamaah. Hahaha..dasar ya teteepp aja :P Beruntung juga kita bisa ketemu dan ngobrol sama Bunda langsung. Pertanyaan pertama Bunda, “Mana setoran tulisannya?”…huaaa. Cengar-cengir aja muka kita berempat. Seru banget ngubek tokonya bunda. Itung-itung reuni setelah sebulan workshop nulis berlalu. 


Bunda, Ayudya, Gianisa, dan Kiara


Berhubung perut juga udah kelaperan, akhirnya acara ngumpul dipindahin ke warung pasta. Keributan tetap dilanjutkan, ide pengen nulis bareng mulai dibeberkan. Namun lebih dari itu, yang terkuak justru misteri yang ngumpet di diri masing-masing. Semoga ini pertanda awal bahwa kita sudah mulai nyaman dalam berkomunikasi. Maklum memang sedang lucu-lucunya :P





Comments

  1. waaaaaa... ada foto bareng kita yang imut-imut itu.. seru yah kita ketemuan.. yuk ketemu lagi :)..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bertandang ke Kota Sri Sultan

05 April 2012, 18:00 WIB   Saatnya eksekusi planning liburan yang aku buat secara spontan seminggu yang lalu dengan Wenny dan Ucup. Setelah urusan Report Exclusion kelar, keluar dari Gedung Panin di Pandanaran menuju ke kosan buat packing dan ngurus masalah transportasi. Kita bertiga memutuskan untuk langsung perjalanan malam menuju Jogja selepas ngantor. Ceritanya biar bisa istirahat dulu dan perjalanan gak tergesa-gesa. Semua barang sudah dimasukkan, perut juga sudah kenyang, tak ketinggalan bantal kesayangan, mari kita tinggalkan Semarang menuju ke kota Sri Sultan. Sekilas kulihat jam di tangan menunjukkan pukul 21:00.  Perjalanan cukup lancar. Sesekali melewati truk-truk besar dengan kepulan asap hitamnya laksana cumi-cumi jalanan menghiasi seputaran kota Ungaran menuju Bawen. Wenny sudah mulai pelor nampaknya di belakang. Aku sendiri menemani Ucup menikmati perjalanan berkelok menembus gelap jalur sepanjang Magelang. Ini adalah kali pertamanya dia menuju ke Jogja mel

Ada Apa Hari Ini...

Hmm..sumpek banget hari ini. Diawali dengan gue yang ngga bisa narik data dari server karena tempat gue biasa kerja telah penuh dengan orang yang dari semalem ngumpul karena ada activity change BCCH di area Perwokerto. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke kosan daripada cuma bengong ga jelas nungguin tempatnya kosong. Di kosan akhirnya gue ngumpulin CR setelah selama hampir 3 bulan hanya berkutat dengan baseline, raw data, tool dan report. Kangen juga hujan CR. Jam 14.30 akhirnya Dika sms, tempat telah kosong dan ternyata banyak request CR yang harus di run. Hari ini cuma bisa bikin daily report dan bawaannya pengen cepat2 pulang setelah selesai sholat Maghrib. Bosen, penat akhirnya gue memutuskan naik angkot menuju Simpang 5. Duduk di pojok salah satu “snack and tea bar”. Letaknya di jembatan antara Citraland Mall dan Matahari, so gue bisa melihat seputaran simpang 5. Hari ini gue pesen teamilk, mendoan dan teh serai. Critanya lagi males makan. Tea milk mengingathkan gue den

When I See You Smile

Sometimes I wonder  How I'd ever make it through,  Through this world without having you  I just wouldn't have a clue  ** Petikan gitar dan bait-bait awal lagu, mencuri perhatianku dari pemandangan jalan yang kulihat di jendela, ke arah suara berasal. Aku ada dibangku dekat dengan pintu belakang, di dalam metromini 640.  Terlihat jelas bagaimana ekspresi mukanya. Jauh beda dengan pengamen jalanan biasanya. Tampilannya bersih dan rapi. Mengenakan kemeja kotak-kotak hitam dan hijau, menutupi kaos oblong putih di dalamnya. Kulitnya putih bersih, dengan dandanan rambut dipotong cepak. Cakep untuk ukuran pengamen jalanan :D Sekilas mengingatkanku mirip dengan artis boyband Jordan Knight nya NKOTB jaman dahulu, yang suka kulihat di majalahnya Mbakku. Lagian ga mungkin juga kan nyasar di 640. Jamannya Smash  :P  Suaranya bagus, sedikit agak berat. Khas banget suara cowok. Pas dengan karakter lagu Bad English yang dibawain. Ngga kalah denga