Dear All OSS
Misal aku keras bukan karena aku benci atau apa, tapi sebagai koreksi dari seorang “kepala suku”. Karena saya perlu yakin dan tau apa yang kalian lakukan itu sudah benar atau masih salah, dan hal itu sangat saya perlukan untuk interface ke customer. Saya akan protek kalian jika kalian memang benar sudah sesuai dengan trek yang seharusnya, tapi tentu saya akan marah jika memang tidak sesuai dengan trek yang seharusnya. Tetapi kesemuanya itu saya tetap akan memprotek kalian.
Jadi harap paham apa yang kalian lakukan itu semuanya tanggung jawab saya. Jadi ada keseimbangan dan saya akan “push until your limit”; saya tau akan limit kalian dan saya tidak akan me-push sembarangan. Semua itu tergantung dari kemauan kalian, mau jadi orang biasa saja atau orang yang luar biasa…itu silahkan di resapi.
Jadi harap paham apa yang kalian lakukan itu semuanya tanggung jawab saya. Jadi ada keseimbangan dan saya akan “push until your limit”; saya tau akan limit kalian dan saya tidak akan me-push sembarangan. Semua itu tergantung dari kemauan kalian, mau jadi orang biasa saja atau orang yang luar biasa…itu silahkan di resapi.
❄❄❄❄❄
Menjadi “biasa saja” bukan pilihan, begitu aku menggaris bawahi maksud dari email di atas. Email yang dikirmkan pak PM sehubungan dengan banyaknya kesalahan yang masih tim OSS lakukan dalam mengerjakan semua report daily. Kedengarannya berlebihan, menjadi luar biasa ditengah kondisi yang menurutku tidak mudah untuk bekerja secara maksimal. Tapi sampai dengan hari ini aku masih termotivasi untuk terus berjuang.
Perjuangan sebenarnya adalah berjuang terhadap diriku sendiri. Berjuang agar mukaku tidak tertekuk penuh beban karena harus berkali-kali melakukan crosscheck semua data sitelist dengan adanya update server dan perubahan format penamaan database. Berjuang agar tubuhku tidak lagi lesu karena harus mengerjakan banyaknya request. Berjuang agar bibirku tidak manyun karena kejengkelan dan kemarahan terhadap dua patner kerjaku yang tiba-tiba resign mendadak. Berjuang agar aku tidak terus menerus merasa bersalah karena belum sepenuhnya bisa membagi semua kemampuanku secara maksimal ke teman-teman OSS satu tim. Dan yang terpenting, berjuang agar pikiranku tetap bisa melihat segala sesuatunya dari sisi yang positif.
Dan ternyata… menikmati yang ada tanpa keluh kesah lebih menyenangkan. Menikmati keadaaan yang ada sehingga memudahkan pekerjaan dan kegiatan dapat kita selesaikan. Tidak ada kata kalah sebelum nyata di depan mata dan kita berhenti berjuang. Tidak perlu sakit hati, tidak perlu kecewa, cukup mengakui dan menerimanya. Bukankah salah dan kegagalan adalah hal yang biasa. Hal yang tidak biasa adalah manakala kita salah atau gagal tapi tidak mau bangkit lagi untuk memperbaikinya. Selama tidak kehilangan pelajaran dari setiap kegagalan, tidak ada yang sia-sia. Mungkin memang belum maksimal, tapi setidaknya dengan bertahan sampai saat ini sudah suatu kemajuan buatku. Kemajuan tidak akan pernah terjadi dalam zona nyaman, dimana dalam zona tersebut kita tidak akan bisa menjadi diri sendiri sebaik-baiknya.
Akhirnya, selalu ada orang-orang yang memiliki tempat dan kedudukan penting dalam setiap masa kehidupanku. Sahabat, rekan kerja, dan dalam hal ini adalah Pak Bos-ku, mereka yang memberikan pengaruh dalam kehidupanku. Entah mempengaruhi dalam bersikap, dalam cara pandang bahkan dalam cara berfikir. Sebuah perjalanan yang menjadikan aku lebih mengerti, lebih baik dari sebelumnya, dan lebih paham, maka tidak ada kata terlambat untuk terus belajar di dalamnya.
Semarang 2011
Comments
Post a Comment