ESQ (Emotional Spiritual Quotient)
by Ary Ginanjar Agustian
Mental Building, Page 195-198
Yup…akhirnya gue memutuskan untuk mengutip sekaligus mempostingnya dalam blog. Sebenarnya ada satu buku lagi yaitu La Tahzan yang selalu setia nemenin selama gue berpetualang di dunia telco ini, yang menurut gue merupakan “dunia yang keras sekaligus indah”. Gue beli buku ini di Gramedia Padang setelah closing project TI Siemens- Telkomsel di Semarang as Project Admin. Di Padang selama setahun, pekerjaan yang really multitasking dari admin sampe Project Coordinator bayangan (hehe…diakui secara external dan tidak secara internal), dengan segala keresahan, cemas, gagal, sedih, haru, bangga, kesel, takut, senang, semuanya nyampur jadi satu. Dan suatu kebahagiaan yang luar biasa ketika gue bisa melalui semuanya. Dan sekarang ketika gue posting ini, lagi support PLO closing project NSN-Telkomsel Jabotabek. Semoga bisa jadi energy tambahan kalo gue pengen refresh.
1. Bismillahirrahmanirrahiim
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Pembuka : mulailah atas nama Allah
Merupakan prinsip yang akan menyadarkan diri untuk selalu bersikap rahman dan rahim. Inilah dasar dari pembuka suara hati yang akan mengarahkan pada kebaikan dan keberhasilan. Kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat atas nama Allah, bertindak sebagai wakil Allah yang dihormati.
Merupakan prinsip yang akan menyadarkan diri untuk selalu bersikap rahman dan rahim. Inilah dasar dari pembuka suara hati yang akan mengarahkan pada kebaikan dan keberhasilan. Kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat atas nama Allah, bertindak sebagai wakil Allah yang dihormati.
2. Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
Memuji Allah : berpikir dan berjiwa besar (Thinking big)
Kita akan merasa tenteram dan terlindungi karena didasari oleh kepercayaan bahwa kita bekerja untuk menyejahterakan bumi milik Allah. Bersedia untuk menggunakan seluruh potensi diri secara maksimal dalam rangka menjalankan tugas sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Kita akan merasa tenteram dan terlindungi karena didasari oleh kepercayaan bahwa kita bekerja untuk menyejahterakan bumi milik Allah. Bersedia untuk menggunakan seluruh potensi diri secara maksimal dalam rangka menjalankan tugas sebagai rahmatan lil ‘alamin.
3. Arrahmaanirrahiim
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Bekal : sikap mengasihi sesama (Thinking Deep)
Untuk meraih suatu kepercayaan, harus didasari sikap rahman dan rahim kepada orang lain. Tidak merugikan , berusaha membantu dan menolong orang lain merupakan dasar keberhasilan hubungan antar manusia yang membawa diri pada “ketangguhan social”.
4. Maaliki Yaumiddiin
Pemilik/Raja Hari Pembalasan
Tujuan (Visioner)
Berorientasi pada masa depan serta memiliki perencanaan langkah yang akan dibuat sehingga kita akan memiliki kesadaran penuh bahwa cara untuk meraih keberhasilan tidak bisa ditempuh dengan cara buruk. Ini adalah jaminan masa depan dari Allah bagi orang yang beriman dan bertaqwa.
Berorientasi pada masa depan serta memiliki perencanaan langkah yang akan dibuat sehingga kita akan memiliki kesadaran penuh bahwa cara untuk meraih keberhasilan tidak bisa ditempuh dengan cara buruk. Ini adalah jaminan masa depan dari Allah bagi orang yang beriman dan bertaqwa.
5. Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’iin
Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan
Memelihara Prinsip (Integrity)
Bekerja secara sungguh-sungguh, memiliki komitmen dan selalu konsisten dalam mencapai tujuan. Dengan merasa diri dilihat oleh Allah, kita akan memiliki batasan atau standar kerja yang tinggi. Siap menghadapi segala tantangan dan siap menghadapi segala kegagalan ataupun keberhasilan. Bermental baja karena kita telah memiliki “kemenangan pribadi” yang kuat dan mandiri.
Bekerja secara sungguh-sungguh, memiliki komitmen dan selalu konsisten dalam mencapai tujuan. Dengan merasa diri dilihat oleh Allah, kita akan memiliki batasan atau standar kerja yang tinggi. Siap menghadapi segala tantangan dan siap menghadapi segala kegagalan ataupun keberhasilan. Bermental baja karena kita telah memiliki “kemenangan pribadi” yang kuat dan mandiri.
6. Ihdinash Shiraathal Mustaqiim
Tunjukilah kami ke jalan yang luas dan lurus
Pedoman (Action)
Merupakan langkah pelaksanaan secara total dari visi (ayat 1-5) yang telah dilandasi oleh karakter kokoh dan prinsip yang teguh. Di sinilah letak perjuangan sesungguhnya. Langkah Islam yang diaplikasikan secara total.
Merupakan langkah pelaksanaan secara total dari visi (ayat 1-5) yang telah dilandasi oleh karakter kokoh dan prinsip yang teguh. Di sinilah letak perjuangan sesungguhnya. Langkah Islam yang diaplikasikan secara total.
7. Shiraathal Ladziina An’amta ‘Alaihim, Ghairil Maghdhuubi ‘Alaihim Waladh Dhaalliin
Jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai, bukan pula jalan yang sesat.
Penyempurnaan (Evaluation and Continuous Improvement)
Ditengah perjalanan teruslah asah hati , pikiran dan pelaksanaan tugas secara terus menerus sehingga terbentuk suatu tingkatan baru yang lebih baik dan sempurna. Tanpa kenal putus asa, pada jalan Allah yang sangat luas. Mencari ridha Allah.
Ditengah perjalanan teruslah asah hati , pikiran dan pelaksanaan tugas secara terus menerus sehingga terbentuk suatu tingkatan baru yang lebih baik dan sempurna. Tanpa kenal putus asa, pada jalan Allah yang sangat luas. Mencari ridha Allah.
8. Amiin
Kabulkanlah
Ikhlas (Sincerity)
Tetaplah ikhlas untuk menerima segala hasil yang telah dicapai, apapun hasilnya, terimalah dengan baik, karena semua datangnya dari Allah. Apabila belum merasa puas, jangan langsung menyalahkan nasib, pasti ada suatu hal yang masih kurang dan belum dilakukan. Sikap ikhlas akan menyembuhkan kita dari penyakit psikologis yang disebut ‘perfectionist’ yaitu keresahan dan kecemasan akibat dari belum tercapainya target yang telah ditetapkan.
Tetaplah ikhlas untuk menerima segala hasil yang telah dicapai, apapun hasilnya, terimalah dengan baik, karena semua datangnya dari Allah. Apabila belum merasa puas, jangan langsung menyalahkan nasib, pasti ada suatu hal yang masih kurang dan belum dilakukan. Sikap ikhlas akan menyembuhkan kita dari penyakit psikologis yang disebut ‘perfectionist’ yaitu keresahan dan kecemasan akibat dari belum tercapainya target yang telah ditetapkan.
Comments
Post a Comment